Posted on 22.55

Cita atau Cinta?


IT’S OVER



            Kau hadir dengan sejuta cinta & cita
Cita-cita luhur
Nan membuat aku tergiur
Cita-cita agung
Tuk sebuah nama Yang Maha Agung
Kau hadir dalam problema
Yang menantang
Seakan tantangan itulah pendorong
Langkahku tuk maju
Kau hadir dengan kejujuran dan kelugasan
Yang membuat diriku menetapkan
Sebuah pilihan
Kau hadir dengan sebuah janji
Tentang masa depan ....
Yang membuka diriku pada cakrawala kehidupan...
Dan cita-cita itu, cinta itu...
Problema itu, kejujuran itu...
Kini hanya menjadi milikku
Milik pribadiku..
Karena kepergianmu..
Telah merenggut cinta milikku
Milik pribadiku, karena kepergianmu..
Telah membalikkan cita-cita luhurmu
Dan mengacuhkan problema itu
Kepergianmu telah menanamkan
Sikapmu dengan sebuah nama

AKU TAK INGIN MENGENANGMU LAGI
SEMUA T’LAH BERAKHIR BERSAMA LAGU SANG WAKTU
It’s over! It’s over!



Read More

Posted on 22.37

Cerita Anak Kecil



Ini kisahku, apa kisahmu?
(cerita ini ditulis oleh seorang anak berumur 8 tahun)

Hari ini aku sangat  bahagia sekali karena aku bisa beternak di rumah ayahku. Sebelumnya aku nggak pernah beternak, makanya itu aku nggak bisa mengembalikan binatang itu ke tempat seperti semula. Kalian ingin tahu apa yang aku ternak?
Aku akan memberitahukan kepada kalian.
Aku beternak ayam, burung dara, dan tupai. Pokoknya banyak. Pada suatu hari aku meminta ayahku agar melepaskan burung daranya. Ayah mengizinkanku. Aku baru tahu kalau burung daraku punya telur. Sudah sekian lama telur itu menetas dan ibunya mengerami sampai beberapa hari. Sedangkan, ayahnya enak-enakan cari makanan. Dia tidak memikirkan anak dan istrinya. Pada malam hari mereka berempat tidur tapi sayang anak yang paling kecil tertindih oleh kakaknya. Ketika pagi adiknya telah meninggal dunia. Karena ketindihan kakaknya itu tadi. Kebetulan waktunya tepat pada waktu aku bangun pagi tapi sayang aku tak bisa melihatnya, karena aku takut telat pergi ke sekolah, apalagi temanku kalau jemput pagi-pagi.
Kejadian ini tentang kematian seekor anak burung dara. Aku diceritain oleh ayah, jadinya aku merasa bersalah deh. Moga-moga hari besok lebih menyenangkan lagi.

Read More

Posted on 22.23

Hidup Ini



Jika merasa sulit
Untuk di fahami
Jika merasa sulit
Untuk dimengerti
Diam adalah yang terbaik
      Hidup ini
Tak kan berarti
Tak akan bermakna
Tanpa orang lain
Dan sebaik-baik orang
Adalah yang dapat
Memberi manfa’at
Buat sesama ...?
Apa yang dapat
Saya berikan buat mereka ....?
Read More

Posted on 21.41

A Poetry for My Heroes


My Heroes


You always keep your smiling
Even thougth there is a thousand block of your ways
And a thousand trial of your life
Cause you’re always keep fighting for the freedom
The future of us and your land after you
     And the lovely heroes
     Forgive your sons, and your grandchildren
     Who could not respect you sacrifice
But, you are still the warriors and the knights
I just have lungs for breathing
I am just like a turtle that doing anything unfast
Maybe one day I will be falling down, because my weakness
So I have no time to thank to you
     You are like the cloud that protect me from the sun
     You’re figthing ‘till your last second
     Even the obstacles still on your front
You still protect me
Because of you, World becomes Wonderful
Read More

Posted on 20.17

Tak Ada Pun Tak Apa-Apa

   Judul diatas adalah judul cerpen pertama kali yang saya buat pada bulan Ramadhan tahun lalu. Setelah naskah selesai saya coba-coba kirim ke koran lokal Jawa Pos. Eh ternyata keesokan harinya, saya masih ingat betul saat itu tanggal 01 September 2011 H+1 lebaran cerpen ini dimuat. Rasanya sueneng banget! Alhamdulillah. Nih saya share disini. Selamat membaca dan kalau bisa dikomentari juga ya :) Hatur nuhun..

Warm hug,
Fame 

Read More

Posted on 00.14

Cita-Cita Boleh Setinggi Langit


Tema    : Cita-cita
Judul   : Cita-Cita Boleh Setinggi Langit



Kamu mau jadi apa hayo?



Di sebuah surau....
“Hidup di dunia memang hanya untuk sementara, tapi alangkah lebih baik lagi kalau yang sementara alias tidak kekal itu kita manfaatkan untuk sesuatu yang bermanfaat. Kamu mau sekolah ke luar negeri? Semua bisa dicapai. Berusahalah untuk mewujudkannya! Ingatlah anak-anakku, kita hidup di dunia hanya sekali seumur hidup.......”
Penggalan petuah Bu Nyai tersebut terus mendengung di telingaku. Ya Rabb bisakah aku memanfaatkan sisa hidupku di dunia ini?
***
“Ayo bangun! Bantu bude urus adik-adikmu!
“Iya Bude, sebentar lagi”
Ku tutup buku diary yang bersampul batik ini dengan perasaan lega karena dapat mencurahkan isi hati seharian kemarin. Aku bergegas menuju dapur, menyiapkan sarapan untuk Bude dan tiga anaknya. Sudah menjadi rutinitasku selama 1 tahun belakangan, menyiapkan sarapan untuk keluarga kecil Bude. Sebenarnya aku sama sekali tak ada hubungan darah dengan Bude. Ya, karena aku adalah anak mantan majikan beliau. Majikan beliau, Ibuku telah meninggal 1 tahun yang lalu. Sementara Ayahku kecelakaan setelah mengalami depresi atas kepergian Ibu. Tinggallah aku yang terus menangis karena takut menjadi anak yatim piatu. Sebenarnya aku tak sendiri. Aku masih memiliki Abang yang duduk di bangku kelas 2 Madrasah Aliyah. Tapi karena almarhum Ayah semasa hidup berpesan pada kami terutama abang untuk tetap menomorsatukan pendidikan apapun yang terjadi. Akhirnya  masuklah abang ke sebuah pesantren di pinggaran kota.
***
Bude Tum adalah sosok yang tegas tapi tetap baik. Dengan status jandanya tak heran dia sering uring-uringan apalagi kalau bukan masalah ekonomi. Ketiga anak bude masih sekolah, jadi belum bisa membantu perekonomian Ibu mereka. Suatu ketika aku bertanya pada bude, “Anaknya bude banyak ya? Kecil-kecil pula. Apa nggak kerepotan tuh bude ngurusnya?” dengan terkikik bude menjawabnya “Nggaklah Rin. Banyak anak banyak pula rejekinya hahaha. Apalagi bude ditemeni belahan jiwa, Pakde Jo.” Seandainya aku merekam ucapannya saat itu lalu aku perdengarkan padanya saat ini mungkin beliau akan geram. Suami kebanggaannya pergi meninggalkan bude dan keluarga. Karena satu alasan: DEMI ISTRI BARU!. Tapi hal itu takkan pernah terjadi karena aku tak mungkin setega itu kepada orang sebaik bude.

Oh ya aku Rina, pelajar kelas satu di sebuah SMA Islam kota metropolitan. Semenjak menjadi yatim piatu aku tinggal di rumah Bude Tum. Sebagai balas jasa aku membantu bude mengurus rumah. Omong-omong walaupun aku yatim piatu aku tetap mempunyai cita-cita setinggi langit loh. Salah satunya sekolah di China. Kenapa China? Kenapa bukan Australia?  Aku pilih China karena China termasuk  negara maju di dunia. Selain itu China disebut juga dalam sebuah hadits, Utlubul Ilma walau bi shin. Artinya, tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri China. Dan untuk mewujudkan cita-cita itu aku berusaha keras mulai sekarang. Cita-cita nggak dibatasi oleh status sosial maupun ekonomi. Cita-cita hak semua orang. Cita-cita adalah tujuan hidup. Orang akan berusaha dan bersaing untuk mewujudkannya. Cara pertama yang kulakukan adalah mencari info tentang beasiswa ke China. Info sudah ditangan. Kedua, lengkapi persyaratan. Syarat-syarat itu diantaranya tes TOEFL, tes kesehatan berikut tes kejiwaan, nilai raport yang rata-rata harus 8 dan yang terpenting menguasai bahasa mandarin min. Tingkat dasar. Kalau persyaratan sudah lengkap, tinggal berangkat!
***
Guang Zhou, 2011
Alhamdulillah dengan rahmat dan karuniaNYA aku bisa sampai di negeri China. Negeri Tirai Bambu. Dengan tekad dan keinginan kuat untuk meraih impian, cita-cita sudah di depan mata. Iza shadaqal azmu wadaha sabil, kalau benar kemauan, maka terbukalah jalan. Ayo teman jangan mau kalah denganku!

Tak terasa tiga tahun lamanya aku berada di negeri orang. Inilah saat nya aku membagi ilmu yang kudapat pada orang-orang pribumi Indonesia. Sebenarnya Jiǎngshī atau dosen memintaku untuk menjadi warga negara China. Tapi, dengan alasan nasionalisme aku menolak permintaan itu dengan halus. Dia mengerti. Tapi dia tetap merayuku. “Tinggallah disini beberapa tahun lagi, bekerjalah disini. Ku jamin hidupmu akan makmur, muridku.” “Terima kasih tapi kurasa harus pulang. Aku rindu kampung halaman.” “Baiklah jika sudah bulat keputusanmu. Tapi tidak menutup kemungkinan kan jika kamu kembali lagi kesini? Tanganku akan selalu terbuka untukmu maksudku untuk orang seperti anda.” Tawaran dan iming-imingnya begitu menarik, gumamku. Selama tiga tahun disini aku tak hanya sekolah, sambil menyelam minum air. Sambil sekolah aku pun bekerja. Banyak pengalaman yang aku dapat disini. Mulai pekerjaan rendahan seperti buruh cuci hingga pekerjaan kantoran di perusahan Advertising. Manis pahit baru benar-benar aku rasakan disini, saat jauh dengan orang-orang yang ku sayang. Aku benar-benar I’timad ala nafsi, mandiri bertumpu pada diri sendiri. Karena tak seorangpun sanak saudaraku yang tinggal di China. Teman memang ada tapi tak mungkin kalau menggantungkan hidup pada mereka. Dari hasil kerja sambilan tersebut aku bisa membeli beberapa tanah dan sawah di Jawa.

Apa yang kudapat sampai detik ini bukan murni sebuah keberuntungan alias kebetulan. Semua ini karena usaha keras yang tak pantang menyerah. Aku ingat betul sewaktu tetangga berbisik, “mana bisa anak itu sekolah jauh ke China. Dia kan sudah kere!” Fuh, tertawalah hai tetangga! Kere, miskin, atau apalah bukan penghalang bagi seseorang untuk meraih asa. Yang terpenting, doa dan usaha! Usaha tanpa doa itu NOL BESAR.
Read More

Posted on 15.13

Lakon Menang Kari


LAKON MENANG KARI


Alhamdulillah.. Masih diberi kesempatan incip-incip malam di  Warung Sedap Malam Rawon Kalkulator “TABUN” . Sebelum kesini kami berempat berziarah dulu ke makan Sunan Ampel. Sebenarnya ini dalam rangka melaksanakan nadzar setelah diterimanya kakak sulungku di Universitas Airlangga Surabaya. Sebagai ucapan syukur saja. Karena saya apalagi kakak saya hampir saja putus asa karena sampai dengan tanggal 17 Juli 2012 kakak cuma diterima di Universitas Surabaya. Belum ada satu pun universitas negeri yang kecantol sama kakak.
Keesokan harinya, tanggal 18 Juli 2012 di malam hari kakak jingkrak-jingkrak dan bersorak gembira, “Yah, aku diterima di Unair yah. Tuh kan, akhirnya aku bisa masuk universitas negeri!!”. Ayah turut senang. Malah sujud syukur atas berkah yang tak disangka-sangka. Nah saya sebagai adek yang meragukan kemampuan kakak, sedikit nggak percaya dan menggodanya, “Ah masak iya sih mas?” dengan semangat yang membara (ceileh) kakak menari-narikan jarinya di atas tuts keyboard. Dan taraaa…

"Selamat Adam Muhammad
Anda diterima di program studi S1 Sistem Informasi
Universitas Airlangga
Program Penerimaan : MANDIRI I
Tahun Ajaran 2012   /2013
“Wah selamat ya kakak sulungku!!” ucapku sambil mengusap-usap rambutnya. Nah ini baru kakaknya Farah. Tak lupa, ibu memberinya pesan, “Lagi-lagi kamu beruntung nak. Impianmu kini telah terwujud. Sekarang saatnya kamu membuktikan pada kita semua kalau kamu pantas berkuliah disini. Tunjukkan semangatmu. Prestasimu dan lebih tingkatkan ibadahmu ya nak! Jangan sampai D.O!”
Orang-orang zaman sekarang otaknya seperti sudah ter mindset bahwa seseorang anak apabila berkuliah di PT Negeri akan mendapat predikat "WOW kamu pintar nak!". Sementara seseorang anak yang kuliahnya di PTS (Perguruan Tinggi Swasta) mendapat julukan dari mereka "Wah, gak pinter berarti arek iku!". Hey, C'mon! Hal apa yang membuat kalian berpikiran seperti itu. Pikiran itu sudah kuno. Sebaiknya sebelum menjudge seperti itu, ada baiknya dipikirkan matang-matang terlebih dahulu. Yuk diambil contoh, rata-rata pengusaha-pengusaha yang berhasil mengembangkan sayap bisnisnya berasal dari perguruan tinggi mana? Kebanyakan swasta kan? Nah selanjutnya bisa kalian pikirkan sendiri. Sudah pantaskah mindset diatas (yang saya beri warna merah dan ungu)?

Back to the point, Saya rasa dia pantas mendapat anugerah ini. Karena saya yang paling tau ketimbang orang-orang lain diluar sana tentang usaha-usaha yang kakak lakukan. Berbagai tes masuk perguruan tinggi negeri Ia ikuti. Browsing informasi kesana kemari, buka website a, buka website z dan lain sebagainya semua Ia lakukan. Yang saya salut dari kakak adalah dia nggak putus asa dan pasrah begitu saja dengan nasibnya yang nggak mendapatkan Tiket SNMPTN Jalur Undangan. Tetapi justru malah semangat. Dari tes menjadi Kadet yang gagal di tengah jalan, tes di ITS, tes kemitraan dengan PLN, dsb. Sekarang pertanyaan orang-orang diluar sana terjawab sudah. “Lakon menang keri”





Wonocolo, 19 Juli 2012
(Tulisan ini dibuat bukan dengan tujuan membangga-banggakan seorang kakak. Tetapi memberi semangat kepada reader bahwa Insyaallah ada jalan, asalkan kau mau mencari dan membuka jalan itu sendiri. Cheer up ya gays!)

Peace love,
Fame
Read More

Posted on 17.03

My Achieve

My Achieve on 2013
     HELLLOW! Guys gimana rapor kalian? bagus? jelek? lebih banyak tinta hitam apa tinta merahnya hayo?.
Kalau lebih banyak tinta hitamnya, wah selamat! Kamu hebat dan Smart. Congratulations!!. Biasanya di raport bakal dapet tulisan kaya gini nih dari wali kelas.
Pertahankan prestasimu :)
     Nah kalau yang dominan nilai merah nih (<75) jangan bersedih ya.. itu artinya usaha dan doa kamu belum maksimal. Tetap semangat! Belajar lagi dan terus belajar. Kan udah ditulis di firman Allah:
يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرُُ
Artinya :
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmupengetahuan beberapa derajat (Q.s. al-Mujadalah : 11)

     Ngomong-ngomong gak enak nih kalau saya tanyain nilai kalian, tapi saya malah gak kasih tau nilai saya. Nilai saya di semester ini Alhamdulillah naik sih rata-rata 86.00 tapi peringkat saya yang turun. Gak masuk 5 besar di kelas lagi :( hiq hiq hiq.
     Jangan berlarut-larut dalam menghadapi masa lalu yang suram. It's time to moving on. Tulis target kamu! Dan berusahalah untuk mencapainya. GAK ADA KATA GAK MUNGKIN!! KAMU BISA KALAU KAMU BERANI MENCOBA DAN GAK TAKUT GAGAL.

     Well now I'm twelve grader! The national examination is almost in sight. Tryouts maybe  will certainly be a matter of my daily diet. YAY! My goal is: Lectures at university that I desire. Uh! I must getting ready to reach my dream!
     Are you ready guys??
Melihat keriput yang mulia tampak di wajah kedua orangtua, jadi teringat kata "Yang menentukan masa depanmu adalah KAMU SENDIRI!" Salut sama ayah dan ibu yang gak pernah nuntut saya untuk menjadi ini dan itu. At last, mereka selalu menyertaiku dalam meraih mimpi. Uhuy~ 
Bagaimana dengan ayah dan ibu kalian guys?


Ini pesan dari ayahku

Read More

Cita atau Cinta?


IT’S OVER



            Kau hadir dengan sejuta cinta & cita
Cita-cita luhur
Nan membuat aku tergiur
Cita-cita agung
Tuk sebuah nama Yang Maha Agung
Kau hadir dalam problema
Yang menantang
Seakan tantangan itulah pendorong
Langkahku tuk maju
Kau hadir dengan kejujuran dan kelugasan
Yang membuat diriku menetapkan
Sebuah pilihan
Kau hadir dengan sebuah janji
Tentang masa depan ....
Yang membuka diriku pada cakrawala kehidupan...
Dan cita-cita itu, cinta itu...
Problema itu, kejujuran itu...
Kini hanya menjadi milikku
Milik pribadiku..
Karena kepergianmu..
Telah merenggut cinta milikku
Milik pribadiku, karena kepergianmu..
Telah membalikkan cita-cita luhurmu
Dan mengacuhkan problema itu
Kepergianmu telah menanamkan
Sikapmu dengan sebuah nama

AKU TAK INGIN MENGENANGMU LAGI
SEMUA T’LAH BERAKHIR BERSAMA LAGU SANG WAKTU
It’s over! It’s over!



Cerita Anak Kecil



Ini kisahku, apa kisahmu?
(cerita ini ditulis oleh seorang anak berumur 8 tahun)

Hari ini aku sangat  bahagia sekali karena aku bisa beternak di rumah ayahku. Sebelumnya aku nggak pernah beternak, makanya itu aku nggak bisa mengembalikan binatang itu ke tempat seperti semula. Kalian ingin tahu apa yang aku ternak?
Aku akan memberitahukan kepada kalian.
Aku beternak ayam, burung dara, dan tupai. Pokoknya banyak. Pada suatu hari aku meminta ayahku agar melepaskan burung daranya. Ayah mengizinkanku. Aku baru tahu kalau burung daraku punya telur. Sudah sekian lama telur itu menetas dan ibunya mengerami sampai beberapa hari. Sedangkan, ayahnya enak-enakan cari makanan. Dia tidak memikirkan anak dan istrinya. Pada malam hari mereka berempat tidur tapi sayang anak yang paling kecil tertindih oleh kakaknya. Ketika pagi adiknya telah meninggal dunia. Karena ketindihan kakaknya itu tadi. Kebetulan waktunya tepat pada waktu aku bangun pagi tapi sayang aku tak bisa melihatnya, karena aku takut telat pergi ke sekolah, apalagi temanku kalau jemput pagi-pagi.
Kejadian ini tentang kematian seekor anak burung dara. Aku diceritain oleh ayah, jadinya aku merasa bersalah deh. Moga-moga hari besok lebih menyenangkan lagi.

Hidup Ini



Jika merasa sulit
Untuk di fahami
Jika merasa sulit
Untuk dimengerti
Diam adalah yang terbaik
      Hidup ini
Tak kan berarti
Tak akan bermakna
Tanpa orang lain
Dan sebaik-baik orang
Adalah yang dapat
Memberi manfa’at
Buat sesama ...?
Apa yang dapat
Saya berikan buat mereka ....?

A Poetry for My Heroes


My Heroes


You always keep your smiling
Even thougth there is a thousand block of your ways
And a thousand trial of your life
Cause you’re always keep fighting for the freedom
The future of us and your land after you
     And the lovely heroes
     Forgive your sons, and your grandchildren
     Who could not respect you sacrifice
But, you are still the warriors and the knights
I just have lungs for breathing
I am just like a turtle that doing anything unfast
Maybe one day I will be falling down, because my weakness
So I have no time to thank to you
     You are like the cloud that protect me from the sun
     You’re figthing ‘till your last second
     Even the obstacles still on your front
You still protect me
Because of you, World becomes Wonderful

Tak Ada Pun Tak Apa-Apa

   Judul diatas adalah judul cerpen pertama kali yang saya buat pada bulan Ramadhan tahun lalu. Setelah naskah selesai saya coba-coba kirim ke koran lokal Jawa Pos. Eh ternyata keesokan harinya, saya masih ingat betul saat itu tanggal 01 September 2011 H+1 lebaran cerpen ini dimuat. Rasanya sueneng banget! Alhamdulillah. Nih saya share disini. Selamat membaca dan kalau bisa dikomentari juga ya :) Hatur nuhun..

Warm hug,
Fame 

Cita-Cita Boleh Setinggi Langit


Tema    : Cita-cita
Judul   : Cita-Cita Boleh Setinggi Langit



Kamu mau jadi apa hayo?



Di sebuah surau....
“Hidup di dunia memang hanya untuk sementara, tapi alangkah lebih baik lagi kalau yang sementara alias tidak kekal itu kita manfaatkan untuk sesuatu yang bermanfaat. Kamu mau sekolah ke luar negeri? Semua bisa dicapai. Berusahalah untuk mewujudkannya! Ingatlah anak-anakku, kita hidup di dunia hanya sekali seumur hidup.......”
Penggalan petuah Bu Nyai tersebut terus mendengung di telingaku. Ya Rabb bisakah aku memanfaatkan sisa hidupku di dunia ini?
***
“Ayo bangun! Bantu bude urus adik-adikmu!
“Iya Bude, sebentar lagi”
Ku tutup buku diary yang bersampul batik ini dengan perasaan lega karena dapat mencurahkan isi hati seharian kemarin. Aku bergegas menuju dapur, menyiapkan sarapan untuk Bude dan tiga anaknya. Sudah menjadi rutinitasku selama 1 tahun belakangan, menyiapkan sarapan untuk keluarga kecil Bude. Sebenarnya aku sama sekali tak ada hubungan darah dengan Bude. Ya, karena aku adalah anak mantan majikan beliau. Majikan beliau, Ibuku telah meninggal 1 tahun yang lalu. Sementara Ayahku kecelakaan setelah mengalami depresi atas kepergian Ibu. Tinggallah aku yang terus menangis karena takut menjadi anak yatim piatu. Sebenarnya aku tak sendiri. Aku masih memiliki Abang yang duduk di bangku kelas 2 Madrasah Aliyah. Tapi karena almarhum Ayah semasa hidup berpesan pada kami terutama abang untuk tetap menomorsatukan pendidikan apapun yang terjadi. Akhirnya  masuklah abang ke sebuah pesantren di pinggaran kota.
***
Bude Tum adalah sosok yang tegas tapi tetap baik. Dengan status jandanya tak heran dia sering uring-uringan apalagi kalau bukan masalah ekonomi. Ketiga anak bude masih sekolah, jadi belum bisa membantu perekonomian Ibu mereka. Suatu ketika aku bertanya pada bude, “Anaknya bude banyak ya? Kecil-kecil pula. Apa nggak kerepotan tuh bude ngurusnya?” dengan terkikik bude menjawabnya “Nggaklah Rin. Banyak anak banyak pula rejekinya hahaha. Apalagi bude ditemeni belahan jiwa, Pakde Jo.” Seandainya aku merekam ucapannya saat itu lalu aku perdengarkan padanya saat ini mungkin beliau akan geram. Suami kebanggaannya pergi meninggalkan bude dan keluarga. Karena satu alasan: DEMI ISTRI BARU!. Tapi hal itu takkan pernah terjadi karena aku tak mungkin setega itu kepada orang sebaik bude.

Oh ya aku Rina, pelajar kelas satu di sebuah SMA Islam kota metropolitan. Semenjak menjadi yatim piatu aku tinggal di rumah Bude Tum. Sebagai balas jasa aku membantu bude mengurus rumah. Omong-omong walaupun aku yatim piatu aku tetap mempunyai cita-cita setinggi langit loh. Salah satunya sekolah di China. Kenapa China? Kenapa bukan Australia?  Aku pilih China karena China termasuk  negara maju di dunia. Selain itu China disebut juga dalam sebuah hadits, Utlubul Ilma walau bi shin. Artinya, tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri China. Dan untuk mewujudkan cita-cita itu aku berusaha keras mulai sekarang. Cita-cita nggak dibatasi oleh status sosial maupun ekonomi. Cita-cita hak semua orang. Cita-cita adalah tujuan hidup. Orang akan berusaha dan bersaing untuk mewujudkannya. Cara pertama yang kulakukan adalah mencari info tentang beasiswa ke China. Info sudah ditangan. Kedua, lengkapi persyaratan. Syarat-syarat itu diantaranya tes TOEFL, tes kesehatan berikut tes kejiwaan, nilai raport yang rata-rata harus 8 dan yang terpenting menguasai bahasa mandarin min. Tingkat dasar. Kalau persyaratan sudah lengkap, tinggal berangkat!
***
Guang Zhou, 2011
Alhamdulillah dengan rahmat dan karuniaNYA aku bisa sampai di negeri China. Negeri Tirai Bambu. Dengan tekad dan keinginan kuat untuk meraih impian, cita-cita sudah di depan mata. Iza shadaqal azmu wadaha sabil, kalau benar kemauan, maka terbukalah jalan. Ayo teman jangan mau kalah denganku!

Tak terasa tiga tahun lamanya aku berada di negeri orang. Inilah saat nya aku membagi ilmu yang kudapat pada orang-orang pribumi Indonesia. Sebenarnya Jiǎngshī atau dosen memintaku untuk menjadi warga negara China. Tapi, dengan alasan nasionalisme aku menolak permintaan itu dengan halus. Dia mengerti. Tapi dia tetap merayuku. “Tinggallah disini beberapa tahun lagi, bekerjalah disini. Ku jamin hidupmu akan makmur, muridku.” “Terima kasih tapi kurasa harus pulang. Aku rindu kampung halaman.” “Baiklah jika sudah bulat keputusanmu. Tapi tidak menutup kemungkinan kan jika kamu kembali lagi kesini? Tanganku akan selalu terbuka untukmu maksudku untuk orang seperti anda.” Tawaran dan iming-imingnya begitu menarik, gumamku. Selama tiga tahun disini aku tak hanya sekolah, sambil menyelam minum air. Sambil sekolah aku pun bekerja. Banyak pengalaman yang aku dapat disini. Mulai pekerjaan rendahan seperti buruh cuci hingga pekerjaan kantoran di perusahan Advertising. Manis pahit baru benar-benar aku rasakan disini, saat jauh dengan orang-orang yang ku sayang. Aku benar-benar I’timad ala nafsi, mandiri bertumpu pada diri sendiri. Karena tak seorangpun sanak saudaraku yang tinggal di China. Teman memang ada tapi tak mungkin kalau menggantungkan hidup pada mereka. Dari hasil kerja sambilan tersebut aku bisa membeli beberapa tanah dan sawah di Jawa.

Apa yang kudapat sampai detik ini bukan murni sebuah keberuntungan alias kebetulan. Semua ini karena usaha keras yang tak pantang menyerah. Aku ingat betul sewaktu tetangga berbisik, “mana bisa anak itu sekolah jauh ke China. Dia kan sudah kere!” Fuh, tertawalah hai tetangga! Kere, miskin, atau apalah bukan penghalang bagi seseorang untuk meraih asa. Yang terpenting, doa dan usaha! Usaha tanpa doa itu NOL BESAR.

Lakon Menang Kari


LAKON MENANG KARI


Alhamdulillah.. Masih diberi kesempatan incip-incip malam di  Warung Sedap Malam Rawon Kalkulator “TABUN” . Sebelum kesini kami berempat berziarah dulu ke makan Sunan Ampel. Sebenarnya ini dalam rangka melaksanakan nadzar setelah diterimanya kakak sulungku di Universitas Airlangga Surabaya. Sebagai ucapan syukur saja. Karena saya apalagi kakak saya hampir saja putus asa karena sampai dengan tanggal 17 Juli 2012 kakak cuma diterima di Universitas Surabaya. Belum ada satu pun universitas negeri yang kecantol sama kakak.
Keesokan harinya, tanggal 18 Juli 2012 di malam hari kakak jingkrak-jingkrak dan bersorak gembira, “Yah, aku diterima di Unair yah. Tuh kan, akhirnya aku bisa masuk universitas negeri!!”. Ayah turut senang. Malah sujud syukur atas berkah yang tak disangka-sangka. Nah saya sebagai adek yang meragukan kemampuan kakak, sedikit nggak percaya dan menggodanya, “Ah masak iya sih mas?” dengan semangat yang membara (ceileh) kakak menari-narikan jarinya di atas tuts keyboard. Dan taraaa…

"Selamat Adam Muhammad
Anda diterima di program studi S1 Sistem Informasi
Universitas Airlangga
Program Penerimaan : MANDIRI I
Tahun Ajaran 2012   /2013
“Wah selamat ya kakak sulungku!!” ucapku sambil mengusap-usap rambutnya. Nah ini baru kakaknya Farah. Tak lupa, ibu memberinya pesan, “Lagi-lagi kamu beruntung nak. Impianmu kini telah terwujud. Sekarang saatnya kamu membuktikan pada kita semua kalau kamu pantas berkuliah disini. Tunjukkan semangatmu. Prestasimu dan lebih tingkatkan ibadahmu ya nak! Jangan sampai D.O!”
Orang-orang zaman sekarang otaknya seperti sudah ter mindset bahwa seseorang anak apabila berkuliah di PT Negeri akan mendapat predikat "WOW kamu pintar nak!". Sementara seseorang anak yang kuliahnya di PTS (Perguruan Tinggi Swasta) mendapat julukan dari mereka "Wah, gak pinter berarti arek iku!". Hey, C'mon! Hal apa yang membuat kalian berpikiran seperti itu. Pikiran itu sudah kuno. Sebaiknya sebelum menjudge seperti itu, ada baiknya dipikirkan matang-matang terlebih dahulu. Yuk diambil contoh, rata-rata pengusaha-pengusaha yang berhasil mengembangkan sayap bisnisnya berasal dari perguruan tinggi mana? Kebanyakan swasta kan? Nah selanjutnya bisa kalian pikirkan sendiri. Sudah pantaskah mindset diatas (yang saya beri warna merah dan ungu)?

Back to the point, Saya rasa dia pantas mendapat anugerah ini. Karena saya yang paling tau ketimbang orang-orang lain diluar sana tentang usaha-usaha yang kakak lakukan. Berbagai tes masuk perguruan tinggi negeri Ia ikuti. Browsing informasi kesana kemari, buka website a, buka website z dan lain sebagainya semua Ia lakukan. Yang saya salut dari kakak adalah dia nggak putus asa dan pasrah begitu saja dengan nasibnya yang nggak mendapatkan Tiket SNMPTN Jalur Undangan. Tetapi justru malah semangat. Dari tes menjadi Kadet yang gagal di tengah jalan, tes di ITS, tes kemitraan dengan PLN, dsb. Sekarang pertanyaan orang-orang diluar sana terjawab sudah. “Lakon menang keri”





Wonocolo, 19 Juli 2012
(Tulisan ini dibuat bukan dengan tujuan membangga-banggakan seorang kakak. Tetapi memberi semangat kepada reader bahwa Insyaallah ada jalan, asalkan kau mau mencari dan membuka jalan itu sendiri. Cheer up ya gays!)

Peace love,
Fame

My Achieve

My Achieve on 2013
     HELLLOW! Guys gimana rapor kalian? bagus? jelek? lebih banyak tinta hitam apa tinta merahnya hayo?.
Kalau lebih banyak tinta hitamnya, wah selamat! Kamu hebat dan Smart. Congratulations!!. Biasanya di raport bakal dapet tulisan kaya gini nih dari wali kelas.
Pertahankan prestasimu :)
     Nah kalau yang dominan nilai merah nih (<75) jangan bersedih ya.. itu artinya usaha dan doa kamu belum maksimal. Tetap semangat! Belajar lagi dan terus belajar. Kan udah ditulis di firman Allah:
يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرُُ
Artinya :
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmupengetahuan beberapa derajat (Q.s. al-Mujadalah : 11)

     Ngomong-ngomong gak enak nih kalau saya tanyain nilai kalian, tapi saya malah gak kasih tau nilai saya. Nilai saya di semester ini Alhamdulillah naik sih rata-rata 86.00 tapi peringkat saya yang turun. Gak masuk 5 besar di kelas lagi :( hiq hiq hiq.
     Jangan berlarut-larut dalam menghadapi masa lalu yang suram. It's time to moving on. Tulis target kamu! Dan berusahalah untuk mencapainya. GAK ADA KATA GAK MUNGKIN!! KAMU BISA KALAU KAMU BERANI MENCOBA DAN GAK TAKUT GAGAL.

     Well now I'm twelve grader! The national examination is almost in sight. Tryouts maybe  will certainly be a matter of my daily diet. YAY! My goal is: Lectures at university that I desire. Uh! I must getting ready to reach my dream!
     Are you ready guys??
Melihat keriput yang mulia tampak di wajah kedua orangtua, jadi teringat kata "Yang menentukan masa depanmu adalah KAMU SENDIRI!" Salut sama ayah dan ibu yang gak pernah nuntut saya untuk menjadi ini dan itu. At last, mereka selalu menyertaiku dalam meraih mimpi. Uhuy~ 
Bagaimana dengan ayah dan ibu kalian guys?


Ini pesan dari ayahku