LAKON MENANG KARI
Alhamdulillah.. Masih
diberi kesempatan incip-incip malam di Warung
Sedap Malam Rawon Kalkulator “TABUN” . Sebelum kesini kami berempat berziarah
dulu ke makan Sunan Ampel. Sebenarnya ini dalam rangka melaksanakan nadzar
setelah diterimanya kakak sulungku di Universitas Airlangga Surabaya. Sebagai
ucapan syukur saja. Karena saya apalagi kakak saya hampir saja putus asa karena
sampai dengan tanggal 17 Juli 2012 kakak cuma diterima di Universitas Surabaya.
Belum ada satu pun universitas negeri yang kecantol sama kakak.
Keesokan harinya, tanggal
18 Juli 2012 di malam hari kakak jingkrak-jingkrak dan bersorak gembira, “Yah,
aku diterima di Unair yah. Tuh kan, akhirnya aku bisa masuk universitas negeri!!”.
Ayah turut senang. Malah sujud syukur atas berkah yang tak disangka-sangka. Nah
saya sebagai adek yang meragukan kemampuan kakak, sedikit nggak percaya dan
menggodanya, “Ah masak iya sih mas?” dengan semangat yang membara (ceileh)
kakak menari-narikan jarinya di atas tuts keyboard. Dan taraaa…
Anda diterima di program studi S1 Sistem Informasi
Universitas Airlangga
Program Penerimaan : MANDIRI I
Tahun Ajaran 2012 /2013”
Tahun Ajaran 2012 /2013”
“Wah selamat ya kakak
sulungku!!” ucapku sambil mengusap-usap rambutnya. Nah ini baru kakaknya Farah.
Tak lupa, ibu memberinya pesan, “Lagi-lagi kamu beruntung nak. Impianmu kini
telah terwujud. Sekarang saatnya kamu membuktikan pada kita semua kalau kamu
pantas berkuliah disini. Tunjukkan semangatmu. Prestasimu dan lebih tingkatkan
ibadahmu ya nak! Jangan sampai D.O!”
Orang-orang zaman sekarang otaknya seperti sudah ter mindset bahwa seseorang anak apabila berkuliah di PT Negeri akan mendapat predikat "WOW kamu pintar nak!". Sementara seseorang anak yang kuliahnya di PTS (Perguruan Tinggi Swasta) mendapat julukan dari mereka "Wah, gak pinter berarti arek iku!". Hey, C'mon! Hal apa yang membuat kalian berpikiran seperti itu. Pikiran itu sudah kuno. Sebaiknya sebelum menjudge seperti itu, ada baiknya dipikirkan matang-matang terlebih dahulu. Yuk diambil contoh, rata-rata pengusaha-pengusaha yang berhasil mengembangkan sayap bisnisnya berasal dari perguruan tinggi mana? Kebanyakan swasta kan? Nah selanjutnya bisa kalian pikirkan sendiri. Sudah pantaskah mindset diatas (yang saya beri warna merah dan ungu)?
Orang-orang zaman sekarang otaknya seperti sudah ter mindset bahwa seseorang anak apabila berkuliah di PT Negeri akan mendapat predikat "WOW kamu pintar nak!". Sementara seseorang anak yang kuliahnya di PTS (Perguruan Tinggi Swasta) mendapat julukan dari mereka "Wah, gak pinter berarti arek iku!". Hey, C'mon! Hal apa yang membuat kalian berpikiran seperti itu. Pikiran itu sudah kuno. Sebaiknya sebelum menjudge seperti itu, ada baiknya dipikirkan matang-matang terlebih dahulu. Yuk diambil contoh, rata-rata pengusaha-pengusaha yang berhasil mengembangkan sayap bisnisnya berasal dari perguruan tinggi mana? Kebanyakan swasta kan? Nah selanjutnya bisa kalian pikirkan sendiri. Sudah pantaskah mindset diatas (yang saya beri warna merah dan ungu)?
Back to the point, Saya rasa dia pantas
mendapat anugerah ini. Karena saya yang paling tau ketimbang orang-orang lain diluar
sana tentang usaha-usaha yang kakak lakukan. Berbagai tes masuk perguruan
tinggi negeri Ia ikuti. Browsing informasi kesana kemari, buka website a, buka
website z dan lain sebagainya semua Ia lakukan. Yang saya salut dari kakak
adalah dia nggak putus asa dan pasrah begitu saja dengan nasibnya yang nggak
mendapatkan Tiket SNMPTN Jalur Undangan. Tetapi justru malah semangat. Dari tes
menjadi Kadet yang gagal di tengah jalan, tes di ITS, tes kemitraan dengan PLN,
dsb. Sekarang pertanyaan orang-orang diluar sana terjawab sudah. “Lakon menang
keri”
Wonocolo, 19 Juli
2012
(Tulisan ini dibuat
bukan dengan tujuan membangga-banggakan seorang kakak. Tetapi memberi semangat
kepada reader bahwa Insyaallah
ada jalan, asalkan kau mau mencari dan membuka jalan itu sendiri. Cheer up ya gays!)
Peace
love,
Fame