Posted on 22.40

Tips n Trick



BIAR BACA MAKIN ASYIK

Biar tahu makanya baca buku! Nah, kadang kita suka merasa bahwa membaca adalah pekerjaan yang berat dan melelahkan. Coba tips-tips berikut, siapa tahu bisa membuat kegiatan membacamu jadi lebih asyik.
Butuh, tumbuhkan rasa kebutuhan akan sesuatu; lalu cari buku yang membahas tuntas hal itu. Dijamin kamu akan suka dan nggak pengen cepat berhenti saat menemukan jawaban akan kebutuhan itu. Apalagi kalau memang suka sama temanya, dijamin bisa menambah semangat baca kamu.
Suasana, bikin suasana baca kamu jadi asyik dan nggak boring. Kalau perlu sambil ngemil makanan kecil, asal jangan kebanyakan aja. Cari tempat yang kamu bisa merasa asyik, seperti di bawah pohon, di pinggir danau atau di kamar tidur. Posisi duduk dan cahaya ruangan juga perlu diperhatikan biar nggak cepat capek atau ngantuk.
Cover, jangan hanya jatuh cinta sama sampul buku. Lihat kulit belakang buku! Biasanya ditulis pendapat-pendapat para tokoh dan juga ikhtisar tentang buku itu. Jadi kamu bisa tahu apakah buku itu perlu dibaca apa nggak.
Target, ini buat jaga-jaga jangan sampai bacaan  kamu molor dan nggak selesai-selesai. Buat target bahwa satu buku ini akan dibaca dalam sekian jam; atau sekian hari. Nah kalau sudah begitu, luangkan waktu kamu buat melahap isi buku itu. Kurangi deh dugem, chatting, nonton atau main PS-nya.
Ringkasan, dengan meringkas bahan bacaan, kita akan lebih mudah memahami dan menangkap apa saja isi buku dan ilmu-ilmu didalamnya. Bahkan, juga bisa nempel terus di otak. Paling tidak, catatan kita bisa jadi rujukan singkat kelak sewaktu dibutuhkan.
Sadar, tentu saja tidak akan berguna bila membaca saat tidur atau pingsan. Tapi bukan itu maksudnya. Sadar disini adalah kesadaran kita bahwa membaca adalah kebutuhan dasar kita semua.
Pas males  datang, dan semua tips diatas nggak mempan; sadarlah bahwa kita tetap harus memaksa diri untuk mengasah akal dengan membaca. Dimanapun, kapanpun!
(sumber majalah Al-Izzah No. 2/Th.4, 1-31 Maret 2004 M hal 4)


Sedikit hadits pendukung artikel ini.
RAIHLAH KESUKSESAN DENGAN MENINGGALKAN KEMALASAN
(Sebuah nasehat bagi para pencari ilmu)



Adapun setiap orang yang memiliki perbuatan baik, dia akan senang dan disenangi oleh Allah, malaikat dan manusia. Sedangkan orang yang malas merekan akan senantiasa ditimpa dengan bala’ dan kehidupan yang sial.


Tinggalkanlah wahai diriku perbuatan malas dan menunda-nunda, jika kamu tidak meninggalkannya, maka kamu akan masuk ke dalam kelompok orang-orang yang hina.


Saya tidak pernah melihat nasib yang menimpa kepada orang-orang yang malas, kecuali penyesalan dan kegagalan cita-cita.



Read More

Posted on 07.41

Galau soal Modem?

Untuk para blogger yang lagi galau masalah PAKAI MODEM APA YA? yuk baca pengalamanku di bawah ini. Cekidoott

Modem Pertama
 
Ini prolink tipe PHS-101


         Di awal 2011 harganya sekitar Rp 300 ribuan. Klasifikasinya, 3.5G HSDPA. Bisa diisi kartu GSM all provider. Bisa juga digunakan sebagai flashdisk, karena didalamnya ada ruang untuk chip memory card. Kalau warna sih pilihannya hanya 1 ya seperti di gambar itu, hitam-pink. Pada dasarnya modem ini awet dan tangguh tapi kalau menggunakannya gak sesuai prosedur ya bisa aja gak bertahan lama. Oya, kita bisa juga mengirim sms melalui modem ini. Kekurangan yang mencolok, kalau mau ngecek pulsa modem, chip kartu harus dicopot dulu terus dipindah ke handphone biasa. Pasalnya, di modem ini gak ada aplikasi untuk telpon. Sayang banget ya?.

          Untuk chip kartu, aku sendiri pakai paket 3 Internet yang sebulan hanya Rp 50.000,- sajo (sesuai lah ya untuk kantong pelajar). Tapi tapi.... kok lelet banget ya? Yah pada dasarnya terserah kalian mau diisi pake kartu provider apaan. XL boleh, Indosat M2 juga boleh, Telkomsel flash tambah boleh. Denger-denger Telkomsel Flash enak loh, lancarrr gitu koneksinya. Selamat mencoba.



 MODEM Kedua

Aha Vibe

 
          Modem kedua datangnya dari Aha. Modem yang terkenal dengan slogan "Aha Aha I Like It" ini dibanderol dengan harga Rp 699.000,-  plus headset. Kenapa ada headset segala? Karena modem ini dilengkapi dengan aplikasi radio FM. Selain berfungsi sebagai alat koneksi internet modem ini juga berguna banget untuk para jurnalis. You know what? Ini bisa dipake sebagai alat perekam men! Tapi ya tapi bukan untuk jurnalis profesional loh ya.

             Harganya wow! Fantastik! Tujuh ratus ribu kembali seribu rupiah. Yang namanya ada harga juga ada barang kan? Gak nyesel kok cuy beli ini. Karena setelah mengaktifkan kartu Aha kita bisa gratis...tis...tis mengakses internet UNLIMITED selama 60 Hari alias dua bulan. Hayo berminat? Ayo gih beli. Yang bikin like it koneksinya cepet mamen. Lancarrr tanpa hambatan. Lewat Aha Vibe ini kita bisa download lagu favorit kita yang asli yang legal secara gratis di 60hari itu. Setelah download bisa langsung didengerin lewat headset. Karena ini legal jadi jelas gak bakalan bisa di copy ataupun di bluetooth  lagunya. Inget men! Yang namanya legal mana ada yang gratis coba?.

              Untuk tarif Aha, saya pakai tarif harian yang unlimited Rp 4000,- yang kalo kamu ke warnet sama artinya dengan menyewa komputer warnet selama sejam. Lebih murah dan efisien yang mana sobat? Jelas pake modem dong. Secara itu 4000 untuk 24jam nonstop. Kalau mau lebih cepet lagi bisa registrasi paketan Rp 10.000,- per hari UNLIMITED. Saran, untuk pelajar sesuaikan dengan kantong ya? Bijaklah memilih.
Read More

Posted on 00.35

M.U.D (Special for JS)


MISS YOU DEWA!



Dewa..bukalah kedua matamu....
Pandanglah ruang di hatiku...
Dewa..berikan nafasmu untukku...
Agar kuhirup bersamamu..
“OH, Dewa kenapa kamu memperlakukanku seperti ini?”
Hari ini begitu mengecewakan. Padahal aku pikir sikapnya yang ramah pagi ini karena dia sudah mulai menganggap kehadiranku. Nyatanya? Ada udang dibalik batu. Aku nggak sadar kalau hari ini ada ulangan biologi dan si Dewa pasti nggak belajar. Guess what? si Dewa minta contekan ke aku. Bimbang. Itulah yang aku rasakan hari ini. Separuh hati merasa senang karena terlihat bak dewi penolong “saat ujian” di matanya. Tapi separuhnya lagi kecewa, karena melihat sikapnya seperti itu. Seperti air susu di balas dengan air tuba.

***

“Pagi Nindy..” sapaan lembut itu mengagetkan aku yang sedang serius membuat rangkuman pelajaran. Aku menoleh dan mendapati sosok laki-laki yang sudah lama mengisi hatiku berada disampingku.
“Kok diam aja?” sapanya lagi.
“Dewa, ada apa?” jawabku sambil tersipu malu.
“Nyapa aja, masa sesama temen gak saling menyapa?” tanyanya masih dengan suaranya yang lembut.
“Oh. Pagi juga, Dew..” balasku menyapa.
“Kenapa kamu, mukanya kok merah gitu? Oya, kamu udah belajar Bio?” belum sempat aku menjawab, “Nanti bantu aku ya. Hafalannya susah-susah sih,”
Aku membalasnya dengan anggukan kecil lalu dia pun pergi meninggalkanku yang sedang duduk seorang diri. Untungnya Agnes, deskmate-ku segera datang menghampiriku dan menyapaku.
“Ndut, tumben dateng pagi?” Ndut adalah panggilan kesayanganku dikelas. Agnes mudah membaca mood seseorang. Mungkin dia tau kalau pagi ini aku lagi happy mood makanya dia langsung tanya,
“Hayo, lagi seneng ya? Eh kenapa-kenapa? Ceritain dong?” tanyanya dengan nada yang cepat, khas seorang Agnes. Aku pun menceritakan semuanya. Seperti biasa Agnes pasti langsung ogah-ogahan mendengar aku bercerita tentang pangeranku itu.
“Yaelah Ndut gitu aja seneng minta ampun,” ah dasar sahabatku satu ini gak pernah merasakan jatuh cinta kali ya? Kalau pernah, seharusnya dia tau apa yang dirasakan seseorang ketika pujaannya menyapa seperti itu.

***

Kebahagianku sirna beberapa jam kemudian. Awalnya pangeranku Rian begitu care terhadapku sampai ketika bel pulang sekolah berbunyi pertanda waktu ujian Bio sudah berakhir. Aku melihatnya langsung keluar kelas begitu usai membaca doa pulang. Sambil berkemas aku berbincang sebentar dengan deskmate­-ku setelahnya baru aku pulang. Di koridor sekolah aku berpapasan dengannya. Betapa kagetnya aku, dia tidak menyapaku bahkan senyumnya sama sekali tak nampak. Seperti bukan Dewa tadi pagi. Malah, dengan asyiknya dia menggoyang-goyangkan kepala mengikuti musik yang mengalun dari headseat-nya padahal jelas-jelas kami bertatap muka. Lebih parah lagi sapaanku,
“Dew..” tak digubris sama sekali. Ya Tuhan kenapa selalu seperti ini?

***

Aku mengenal Dewa sejak 4 tahun lalu. Kebetulan dulu kami juga satu SMP. Dan selama itu pula aku mencintainya. Entah dia sadar atau tidak. Yang jelas berita tentang aku mencintainya itu sudah sampai ke telinga teman-teman sekelasku, sekaligus teman sekelas Dewa. Aku Cuma berani memendam perasaan ini dalam hati karena aku tau aku bukanlah kriteria pacarnya bahkan mungkin saja temannya. Buktinya, kami jarang sekali terlibat pembicaraan seru. Mungkin sekali dua kali kami saling bicara, itupun seperti sesuatu yang nggak penting. Seperti tadi pagi. Aku minder berada disampingnya. Rasa minderku lah yang mengalahkan keinginanku untuk berada disampingnya, walau hanya untuk berteman dengannya.
Dewa, sosok cowok idaman di sekolahku. Dengan statusnya sebagai gitaris band didukung dengan wajahnya yang tampan, good looking, cewek mana yang nggak klepek-klepek coba? Kakak kelasku saja banyak yang naksir berat padanya. Sampai suatu hari dia berpacaran dengan salah seorang kakak kelas itu. Ya Allah, hatiku hancur mengetahui hal itu! Kesal! Aku mencoba berlapang dada, karena aku nggak mungkin bisa membencinya. Setelah ku pikir, ada benarnya juga yang dikatakan oleh teman-teman terdekatku bahwa Dewa mendekatiku saat ada maunya saja. Hal itu sudah terbukti sering kali. Seperti saat Ujian Akhir Nasional SMP tahun lalu, yang dengan mudahnya aku memberikan lembar jawabanku padanya hingga mengantarkannya menjadi 3 besar peraih nilai UAN tertinggi di sekolah, hanya saat ujian saja dia begitu care padaku. Tapi setelahnya bisa ditebak, Dewa menghiraukanku.
Itulah cinta, Itulah caraku mencintaimu, Dewa. Aku mencintaimu dulu hingga saat ini. Sampai waktu yang tidak ditentukan, kau tetap dihatiku, Dewa.
Read More

Posted on 00.32

Guruku Terbang

Guruku Ke USA


Kabar gembira itu datang tanpa diduga sekalipun, “And the first winner and will be going to USA is.....Mey,” begitu nama Mey disebut sebagai juara pertama terdengar teriakan teman-teman sekolahku, “Yey bu Meylinda menang!!”. Sang pemilik nama pun kaget dan sama sekali tak menyangka bahwa, Ialah sang pemenang. Hal pertama yang Ia lakukan adalah sujud syukur, berterima kasih pada Tuhan atas keberuntungan yang ia peroleh. Dengan pedenya Ia maju kedepan panggung sebentar saja lalu kembali ke sisi panggung untuk menyalami teman-teman sesama peserta lomba. Terlihat jelas sekali kebahagian dari raut wajahnya. Atas kemenangannya itu ia berhak atas hadiah homestay ke Amerika. Tak hanya itu dia juga telah menyumbang medali emas untuk sekolah dalam acara konveksi anak muda terbesar di Indonesia.
*
“Ibu itu nggak nyangka loh dek bisa menang,” kata Bu Meylinda ketika salah seorang muridnya bertanya soal kemenangan yang ia raih. Dek, Adalah panggilan akrab Meylinda pada semua murid-muridnya. Meylinda tak ingin anak didik di sekolahnya merasa ada kesenjangan yang mencolok antara guru dengan murid. Inilah salah satu caranya agar cepat akrab dengan muridnya, sehingga apabila ada suatu masalah yang dihadapi muridnya, ia bisa segera masuk dan mendengar curahan hati anak didiknya. Anak didiknya pun sebaliknya, menganggap Meylinda tak hanya sebagai guru, tetapi juga sebagai kakak perempuan.
“Bu Mey, ceritain dong jalan cerita menuju USA nya?” tanya seorang murid lagi.
“Hhm boleh boleh, tapi setelah itu kita latihan soal buat ujian ya?” jawabnya ramah.
Murid-murid menjawab serempak, “Okedeh..” cerita pun dimulai.
“Begini nak, beberapa hari yang lalu..” Bu Meylinda mulai menceritakan kisahnya. Ia memejamkan mata dan mencoba flashback ke 3 hari yang lalu, saat Ia dinyatakan sebagai pemenang utama.
“Pak Oman kasih pengumuman, katanya ada lomba khusus guru gitu dan syarat-syaratnya di skip ya adek-adek?” tanpa menunggu jawaban dari murid-muridnya.
“Kalo ibu beberin panjang nantinya. Ibu galau mau ikutan nggak, kalaupun iya waktu yang ada mepet sekali dek. Siang dikasih tau, malamnya udah deadline pengumpulan terakhir. Kalau Bu Mey nggak ambil, sayang rasanya dek.” Kini Bu Mey membuka matanya.
Murid-murid SMA 987 terlihat menyimak dengan penuh semangat setiap kata demi kata yang dirangkai menjadi sebuah cerita pengalaman oleh guru mereka, Bu Mey.
“Bu Mey pasrahkan hasilnya sama yang diatas. Keesokan harinya pas di sekolah, kok banyak yang ngasih ucapan selamat ke Ibu. Setelah ibu nanyain ke salah seorang temenmu, dia jawab nama ibu ada di koran. Ibu masuk sepuluh besar, sekali lagi selamat ya bu.” 



Foto Para Pemenang Deteksi Teacher Competition 2k12



Yang ditengah itu guruku, Ibu Medina Andini (Mey)
Read More

Posted on 00.22

Real...ly


“Oca..” Mas Oky berlari sambil memanggil-manggil namaku.

Otomatis aku menoleh ke belakang.
“Eh mas Oky, ada apa mas?”
“Nanti ada latihan kamu datang ya?”
“Hm.. oke bos!”
Ada angin apa ya pagi ini? Sampai-sampai orang yang biasanya cuek dan sok cool seperti mas Oky menyapaku. Tanpa kusadari dari tadi ada orang disampingku yang sepertinya memperhatikan percakapanku dengan mas Oky.
“Ehem..ehem diam-diam pacaran sama kakak kelas nih ye?” ledek Ari yang teman sekelasku.
“Apaan sih Ri..” jawabku menyanggah.
***
Teet...Tetot..Tet...
Bel tanda pelajaran pagi telah usai. Aku bersiap-siap menuju ke Masjid untuk mengerjakan salat Dhuhur berjamaah.
“Ca, nanti ada OSN gak?” tanya Lina temen sebangkuku.
Aku menjawab dengan anggukan.
“Emang ada pengajarnya?” goda si Lina sambil menaikkan sebelah alis matanya.
“Ya ada lah. Jangan ngeremehin gitu ah,” ujarku sambil berlalu meninggalkannya.
“Ah.. paling-paling juga absen lagi pengajarnya. Terus kamu pulang atau nggak gabung ke OSN Astronomi” rupanya Lina jalan mensejajari langkahku.
“Ye.. sotoy banget sih mbak. Udah ah turun yuk!” ajakku.
***
Hari ini menjadi hari yang lumayan berat bagiku. Bukan hanya karena pelajaran hari ini yang susah-susah tapi juga bawaannya yang berkilo-kilo. Ah lebay. Sore nanti ada TC alias training center Karate. Maklumlah mendekati masa ujian kenaikan sabuk jadi wajib mengikutinya. Agar benar-benar menguasai materi ujian, begitu kata Senpaiku. Aku ikut ekskul karate semenjak masuk disekolah ini, kelas X tepatnya. Sampai sekarang aku masih heran, kenapa aku bisa memilih ekskul ini padahal faktanya aku payah sekali di bidang olahraga. Dasar nekat.
Buat orang awam karate dianggap olahraga yang berbahaya. “Nggak ah takut badan bonyok semua, dipukuli. Serem.” Aku mengulum senyuman mendengar pendapat mereka tentang ekskul satu itu. Dalam hati aku bilang jangan lihat dari segi negatifnya aja tapi lihat juga dong segi positifnya. Segi positifnya karate, menurutku adalah aku yang seorang perempuan jadi nggak was was diganggu orang jahat kalau lagi jalan sendirian. Itu berlaku kalau lawannya 1 loh ya? Kalau lawannya dua atau lebih ya nggak tau lagi deh. Satu lagi, sambil menyelam minum air. Maksudnya, selain berlatih serius apa salahnya kalau kita menjalin hubungan baik dengan sesama karateka. Selain menambah jumlah teman, jumlah gebetan juga bisa nambah loh, ups! Kaya aku gini nih, yang diam-diam naksir sama seseorang. Akibat dari perasaan yang terpendam ini, muncullah satu dua tiga jerawat di mukaku yang dulu mulus ini. Arrrgggh!
Jam di tangan menunjukkan pukul 2 siang. Bel masuk tanda dimulainya kegiatan belajar di siang hari berbunyi. Siswa-siswa SMA Fatahillah berhamburan menuju kelompok kelas jam siang masing-masing. Ada yang masuk ke kelompok Tartil yang kelasnya ada di lantai atas. Yang termasuk kedalam kelompok Bahasa Inggris segera memasuki ruangan kelas yang ada di lantai bawah. Sementara siswa yang mengikuti bimbingan OSN segera memasuki ruang Lab sesuai mata pelajarannya OSNnya. Tak terkecuali aku. Aku, Sita, Ari, dan Rahman berjalan menuju Lab Fisika. Beberapa menit menunggu, pembimbing OSN tak kunjung datang. Terdengar pengumuman dari sentral.
“Assalamu’alailum Warahmatullahi Wa Barakatuh. Pengumuman kepada siswa-siswi SMA Fatahillah yang mengikuti OSN Fisika, dikarenakan guru pembimbing berhalangan hadir maka OSN Fisika ditiadakan. Terima kasih.”
Ealah gak onok maneh OSN e,” ujar mas Rey, kakak kelas yang juga ikut OSN Fisika.
“Yaudah Ca, gabung ke OSN Astronomi yuk!” kali ini Sita yang mengambil inisiatif.
Aku pikir ada baiknya aku gabung ke Astronomi. Biar waktu dua jam menunggu TC nggak terbuang sia-sia.
“Okedeh Sit. Terus kalian berdua gimana?” tanyaku pada Ari dan Rahman.
“Ya pulaaaaang dong,” jawab mereka serempak.
“Dasar mulehan,” sahut Sita.
Aku dan Sita berjalan menyusuri koridor sekolah dan menuju ke kelas OSN Astronomi. Dan...
“Assalamu’alaikum,” sapaku dan Sita ketika masuk ke kelas.
“Maaf Bu, kita boleh gabung disini? OSN Fisika lagi libur soalnya bu?” tanya Sita pada Bu Olin yang menjadi pengajar OSN Astronomi.
Disaat yang bersamaan jantungku berdegup kencang. Olala, there is my boy that I love. Unbeliaveble, i meet him here. Dialah orang yang menyebabkan jerawat dimukaku bertambah banyak. Laki-laki itupun sama kagetnya denganku. Aku nggak nyangka selain jago di bidang karate dia ternyata juga great di bidang akademik. Dengan jantung yang berdebar-debar aku duduk berseberangan dengannya. Karena memang itu kursi yang tersisa. Sementara Sita duduk disampingku. Tiba-tiba pas lagi jalan kakiku di jegal oleh si dia. Oh Astagfirullah, aslinya mau marah eh ternyata bibir manyunku berubah menjadi sebuah senyuman waktu dia bilang,
“Ntar latihan karate loh ya?” saking terpesonanya lidahku sampai kelu. Lagi-lagi bukan kata yang keluar tapi malah sebuah senyuman. Grogi sih mau jawab apa. Awal awal pelajaran aku masih gugup satu kelas dengannya, tapi segera aku menata hati dan memfokuskan diri pada pelajaran. Tak bisa dipungkiri diam-diam aku memperhatikan penampilannya. Tas ransel biru laut di belakang punggungnya sangat kontras dengan tubuhnya yang putih bersih dan  kutilang. Aku menyukainya bukan karena fisiknya saja yang oke punya. Karisma. Ya dia punya karisma yang membuat dia disegani oleh teman-temannya bahkan guru. Senyumnya begitu menawan. Diam-diam dalam hati aku menyanyikan reff lagu Mahadewi. Sumpah I love you I need you I miss you..aku tak bisa musnahkan kamu dari otakku.
***
Hari demi hari berlalu.
Read More

Tips n Trick



BIAR BACA MAKIN ASYIK

Biar tahu makanya baca buku! Nah, kadang kita suka merasa bahwa membaca adalah pekerjaan yang berat dan melelahkan. Coba tips-tips berikut, siapa tahu bisa membuat kegiatan membacamu jadi lebih asyik.
Butuh, tumbuhkan rasa kebutuhan akan sesuatu; lalu cari buku yang membahas tuntas hal itu. Dijamin kamu akan suka dan nggak pengen cepat berhenti saat menemukan jawaban akan kebutuhan itu. Apalagi kalau memang suka sama temanya, dijamin bisa menambah semangat baca kamu.
Suasana, bikin suasana baca kamu jadi asyik dan nggak boring. Kalau perlu sambil ngemil makanan kecil, asal jangan kebanyakan aja. Cari tempat yang kamu bisa merasa asyik, seperti di bawah pohon, di pinggir danau atau di kamar tidur. Posisi duduk dan cahaya ruangan juga perlu diperhatikan biar nggak cepat capek atau ngantuk.
Cover, jangan hanya jatuh cinta sama sampul buku. Lihat kulit belakang buku! Biasanya ditulis pendapat-pendapat para tokoh dan juga ikhtisar tentang buku itu. Jadi kamu bisa tahu apakah buku itu perlu dibaca apa nggak.
Target, ini buat jaga-jaga jangan sampai bacaan  kamu molor dan nggak selesai-selesai. Buat target bahwa satu buku ini akan dibaca dalam sekian jam; atau sekian hari. Nah kalau sudah begitu, luangkan waktu kamu buat melahap isi buku itu. Kurangi deh dugem, chatting, nonton atau main PS-nya.
Ringkasan, dengan meringkas bahan bacaan, kita akan lebih mudah memahami dan menangkap apa saja isi buku dan ilmu-ilmu didalamnya. Bahkan, juga bisa nempel terus di otak. Paling tidak, catatan kita bisa jadi rujukan singkat kelak sewaktu dibutuhkan.
Sadar, tentu saja tidak akan berguna bila membaca saat tidur atau pingsan. Tapi bukan itu maksudnya. Sadar disini adalah kesadaran kita bahwa membaca adalah kebutuhan dasar kita semua.
Pas males  datang, dan semua tips diatas nggak mempan; sadarlah bahwa kita tetap harus memaksa diri untuk mengasah akal dengan membaca. Dimanapun, kapanpun!
(sumber majalah Al-Izzah No. 2/Th.4, 1-31 Maret 2004 M hal 4)


Sedikit hadits pendukung artikel ini.
RAIHLAH KESUKSESAN DENGAN MENINGGALKAN KEMALASAN
(Sebuah nasehat bagi para pencari ilmu)



Adapun setiap orang yang memiliki perbuatan baik, dia akan senang dan disenangi oleh Allah, malaikat dan manusia. Sedangkan orang yang malas merekan akan senantiasa ditimpa dengan bala’ dan kehidupan yang sial.


Tinggalkanlah wahai diriku perbuatan malas dan menunda-nunda, jika kamu tidak meninggalkannya, maka kamu akan masuk ke dalam kelompok orang-orang yang hina.


Saya tidak pernah melihat nasib yang menimpa kepada orang-orang yang malas, kecuali penyesalan dan kegagalan cita-cita.



Galau soal Modem?

Untuk para blogger yang lagi galau masalah PAKAI MODEM APA YA? yuk baca pengalamanku di bawah ini. Cekidoott

Modem Pertama
 
Ini prolink tipe PHS-101


         Di awal 2011 harganya sekitar Rp 300 ribuan. Klasifikasinya, 3.5G HSDPA. Bisa diisi kartu GSM all provider. Bisa juga digunakan sebagai flashdisk, karena didalamnya ada ruang untuk chip memory card. Kalau warna sih pilihannya hanya 1 ya seperti di gambar itu, hitam-pink. Pada dasarnya modem ini awet dan tangguh tapi kalau menggunakannya gak sesuai prosedur ya bisa aja gak bertahan lama. Oya, kita bisa juga mengirim sms melalui modem ini. Kekurangan yang mencolok, kalau mau ngecek pulsa modem, chip kartu harus dicopot dulu terus dipindah ke handphone biasa. Pasalnya, di modem ini gak ada aplikasi untuk telpon. Sayang banget ya?.

          Untuk chip kartu, aku sendiri pakai paket 3 Internet yang sebulan hanya Rp 50.000,- sajo (sesuai lah ya untuk kantong pelajar). Tapi tapi.... kok lelet banget ya? Yah pada dasarnya terserah kalian mau diisi pake kartu provider apaan. XL boleh, Indosat M2 juga boleh, Telkomsel flash tambah boleh. Denger-denger Telkomsel Flash enak loh, lancarrr gitu koneksinya. Selamat mencoba.



 MODEM Kedua

Aha Vibe

 
          Modem kedua datangnya dari Aha. Modem yang terkenal dengan slogan "Aha Aha I Like It" ini dibanderol dengan harga Rp 699.000,-  plus headset. Kenapa ada headset segala? Karena modem ini dilengkapi dengan aplikasi radio FM. Selain berfungsi sebagai alat koneksi internet modem ini juga berguna banget untuk para jurnalis. You know what? Ini bisa dipake sebagai alat perekam men! Tapi ya tapi bukan untuk jurnalis profesional loh ya.

             Harganya wow! Fantastik! Tujuh ratus ribu kembali seribu rupiah. Yang namanya ada harga juga ada barang kan? Gak nyesel kok cuy beli ini. Karena setelah mengaktifkan kartu Aha kita bisa gratis...tis...tis mengakses internet UNLIMITED selama 60 Hari alias dua bulan. Hayo berminat? Ayo gih beli. Yang bikin like it koneksinya cepet mamen. Lancarrr tanpa hambatan. Lewat Aha Vibe ini kita bisa download lagu favorit kita yang asli yang legal secara gratis di 60hari itu. Setelah download bisa langsung didengerin lewat headset. Karena ini legal jadi jelas gak bakalan bisa di copy ataupun di bluetooth  lagunya. Inget men! Yang namanya legal mana ada yang gratis coba?.

              Untuk tarif Aha, saya pakai tarif harian yang unlimited Rp 4000,- yang kalo kamu ke warnet sama artinya dengan menyewa komputer warnet selama sejam. Lebih murah dan efisien yang mana sobat? Jelas pake modem dong. Secara itu 4000 untuk 24jam nonstop. Kalau mau lebih cepet lagi bisa registrasi paketan Rp 10.000,- per hari UNLIMITED. Saran, untuk pelajar sesuaikan dengan kantong ya? Bijaklah memilih.

M.U.D (Special for JS)


MISS YOU DEWA!



Dewa..bukalah kedua matamu....
Pandanglah ruang di hatiku...
Dewa..berikan nafasmu untukku...
Agar kuhirup bersamamu..
“OH, Dewa kenapa kamu memperlakukanku seperti ini?”
Hari ini begitu mengecewakan. Padahal aku pikir sikapnya yang ramah pagi ini karena dia sudah mulai menganggap kehadiranku. Nyatanya? Ada udang dibalik batu. Aku nggak sadar kalau hari ini ada ulangan biologi dan si Dewa pasti nggak belajar. Guess what? si Dewa minta contekan ke aku. Bimbang. Itulah yang aku rasakan hari ini. Separuh hati merasa senang karena terlihat bak dewi penolong “saat ujian” di matanya. Tapi separuhnya lagi kecewa, karena melihat sikapnya seperti itu. Seperti air susu di balas dengan air tuba.

***

“Pagi Nindy..” sapaan lembut itu mengagetkan aku yang sedang serius membuat rangkuman pelajaran. Aku menoleh dan mendapati sosok laki-laki yang sudah lama mengisi hatiku berada disampingku.
“Kok diam aja?” sapanya lagi.
“Dewa, ada apa?” jawabku sambil tersipu malu.
“Nyapa aja, masa sesama temen gak saling menyapa?” tanyanya masih dengan suaranya yang lembut.
“Oh. Pagi juga, Dew..” balasku menyapa.
“Kenapa kamu, mukanya kok merah gitu? Oya, kamu udah belajar Bio?” belum sempat aku menjawab, “Nanti bantu aku ya. Hafalannya susah-susah sih,”
Aku membalasnya dengan anggukan kecil lalu dia pun pergi meninggalkanku yang sedang duduk seorang diri. Untungnya Agnes, deskmate-ku segera datang menghampiriku dan menyapaku.
“Ndut, tumben dateng pagi?” Ndut adalah panggilan kesayanganku dikelas. Agnes mudah membaca mood seseorang. Mungkin dia tau kalau pagi ini aku lagi happy mood makanya dia langsung tanya,
“Hayo, lagi seneng ya? Eh kenapa-kenapa? Ceritain dong?” tanyanya dengan nada yang cepat, khas seorang Agnes. Aku pun menceritakan semuanya. Seperti biasa Agnes pasti langsung ogah-ogahan mendengar aku bercerita tentang pangeranku itu.
“Yaelah Ndut gitu aja seneng minta ampun,” ah dasar sahabatku satu ini gak pernah merasakan jatuh cinta kali ya? Kalau pernah, seharusnya dia tau apa yang dirasakan seseorang ketika pujaannya menyapa seperti itu.

***

Kebahagianku sirna beberapa jam kemudian. Awalnya pangeranku Rian begitu care terhadapku sampai ketika bel pulang sekolah berbunyi pertanda waktu ujian Bio sudah berakhir. Aku melihatnya langsung keluar kelas begitu usai membaca doa pulang. Sambil berkemas aku berbincang sebentar dengan deskmate­-ku setelahnya baru aku pulang. Di koridor sekolah aku berpapasan dengannya. Betapa kagetnya aku, dia tidak menyapaku bahkan senyumnya sama sekali tak nampak. Seperti bukan Dewa tadi pagi. Malah, dengan asyiknya dia menggoyang-goyangkan kepala mengikuti musik yang mengalun dari headseat-nya padahal jelas-jelas kami bertatap muka. Lebih parah lagi sapaanku,
“Dew..” tak digubris sama sekali. Ya Tuhan kenapa selalu seperti ini?

***

Aku mengenal Dewa sejak 4 tahun lalu. Kebetulan dulu kami juga satu SMP. Dan selama itu pula aku mencintainya. Entah dia sadar atau tidak. Yang jelas berita tentang aku mencintainya itu sudah sampai ke telinga teman-teman sekelasku, sekaligus teman sekelas Dewa. Aku Cuma berani memendam perasaan ini dalam hati karena aku tau aku bukanlah kriteria pacarnya bahkan mungkin saja temannya. Buktinya, kami jarang sekali terlibat pembicaraan seru. Mungkin sekali dua kali kami saling bicara, itupun seperti sesuatu yang nggak penting. Seperti tadi pagi. Aku minder berada disampingnya. Rasa minderku lah yang mengalahkan keinginanku untuk berada disampingnya, walau hanya untuk berteman dengannya.
Dewa, sosok cowok idaman di sekolahku. Dengan statusnya sebagai gitaris band didukung dengan wajahnya yang tampan, good looking, cewek mana yang nggak klepek-klepek coba? Kakak kelasku saja banyak yang naksir berat padanya. Sampai suatu hari dia berpacaran dengan salah seorang kakak kelas itu. Ya Allah, hatiku hancur mengetahui hal itu! Kesal! Aku mencoba berlapang dada, karena aku nggak mungkin bisa membencinya. Setelah ku pikir, ada benarnya juga yang dikatakan oleh teman-teman terdekatku bahwa Dewa mendekatiku saat ada maunya saja. Hal itu sudah terbukti sering kali. Seperti saat Ujian Akhir Nasional SMP tahun lalu, yang dengan mudahnya aku memberikan lembar jawabanku padanya hingga mengantarkannya menjadi 3 besar peraih nilai UAN tertinggi di sekolah, hanya saat ujian saja dia begitu care padaku. Tapi setelahnya bisa ditebak, Dewa menghiraukanku.
Itulah cinta, Itulah caraku mencintaimu, Dewa. Aku mencintaimu dulu hingga saat ini. Sampai waktu yang tidak ditentukan, kau tetap dihatiku, Dewa.

Guruku Terbang

Guruku Ke USA


Kabar gembira itu datang tanpa diduga sekalipun, “And the first winner and will be going to USA is.....Mey,” begitu nama Mey disebut sebagai juara pertama terdengar teriakan teman-teman sekolahku, “Yey bu Meylinda menang!!”. Sang pemilik nama pun kaget dan sama sekali tak menyangka bahwa, Ialah sang pemenang. Hal pertama yang Ia lakukan adalah sujud syukur, berterima kasih pada Tuhan atas keberuntungan yang ia peroleh. Dengan pedenya Ia maju kedepan panggung sebentar saja lalu kembali ke sisi panggung untuk menyalami teman-teman sesama peserta lomba. Terlihat jelas sekali kebahagian dari raut wajahnya. Atas kemenangannya itu ia berhak atas hadiah homestay ke Amerika. Tak hanya itu dia juga telah menyumbang medali emas untuk sekolah dalam acara konveksi anak muda terbesar di Indonesia.
*
“Ibu itu nggak nyangka loh dek bisa menang,” kata Bu Meylinda ketika salah seorang muridnya bertanya soal kemenangan yang ia raih. Dek, Adalah panggilan akrab Meylinda pada semua murid-muridnya. Meylinda tak ingin anak didik di sekolahnya merasa ada kesenjangan yang mencolok antara guru dengan murid. Inilah salah satu caranya agar cepat akrab dengan muridnya, sehingga apabila ada suatu masalah yang dihadapi muridnya, ia bisa segera masuk dan mendengar curahan hati anak didiknya. Anak didiknya pun sebaliknya, menganggap Meylinda tak hanya sebagai guru, tetapi juga sebagai kakak perempuan.
“Bu Mey, ceritain dong jalan cerita menuju USA nya?” tanya seorang murid lagi.
“Hhm boleh boleh, tapi setelah itu kita latihan soal buat ujian ya?” jawabnya ramah.
Murid-murid menjawab serempak, “Okedeh..” cerita pun dimulai.
“Begini nak, beberapa hari yang lalu..” Bu Meylinda mulai menceritakan kisahnya. Ia memejamkan mata dan mencoba flashback ke 3 hari yang lalu, saat Ia dinyatakan sebagai pemenang utama.
“Pak Oman kasih pengumuman, katanya ada lomba khusus guru gitu dan syarat-syaratnya di skip ya adek-adek?” tanpa menunggu jawaban dari murid-muridnya.
“Kalo ibu beberin panjang nantinya. Ibu galau mau ikutan nggak, kalaupun iya waktu yang ada mepet sekali dek. Siang dikasih tau, malamnya udah deadline pengumpulan terakhir. Kalau Bu Mey nggak ambil, sayang rasanya dek.” Kini Bu Mey membuka matanya.
Murid-murid SMA 987 terlihat menyimak dengan penuh semangat setiap kata demi kata yang dirangkai menjadi sebuah cerita pengalaman oleh guru mereka, Bu Mey.
“Bu Mey pasrahkan hasilnya sama yang diatas. Keesokan harinya pas di sekolah, kok banyak yang ngasih ucapan selamat ke Ibu. Setelah ibu nanyain ke salah seorang temenmu, dia jawab nama ibu ada di koran. Ibu masuk sepuluh besar, sekali lagi selamat ya bu.” 



Foto Para Pemenang Deteksi Teacher Competition 2k12



Yang ditengah itu guruku, Ibu Medina Andini (Mey)

Real...ly


“Oca..” Mas Oky berlari sambil memanggil-manggil namaku.

Otomatis aku menoleh ke belakang.
“Eh mas Oky, ada apa mas?”
“Nanti ada latihan kamu datang ya?”
“Hm.. oke bos!”
Ada angin apa ya pagi ini? Sampai-sampai orang yang biasanya cuek dan sok cool seperti mas Oky menyapaku. Tanpa kusadari dari tadi ada orang disampingku yang sepertinya memperhatikan percakapanku dengan mas Oky.
“Ehem..ehem diam-diam pacaran sama kakak kelas nih ye?” ledek Ari yang teman sekelasku.
“Apaan sih Ri..” jawabku menyanggah.
***
Teet...Tetot..Tet...
Bel tanda pelajaran pagi telah usai. Aku bersiap-siap menuju ke Masjid untuk mengerjakan salat Dhuhur berjamaah.
“Ca, nanti ada OSN gak?” tanya Lina temen sebangkuku.
Aku menjawab dengan anggukan.
“Emang ada pengajarnya?” goda si Lina sambil menaikkan sebelah alis matanya.
“Ya ada lah. Jangan ngeremehin gitu ah,” ujarku sambil berlalu meninggalkannya.
“Ah.. paling-paling juga absen lagi pengajarnya. Terus kamu pulang atau nggak gabung ke OSN Astronomi” rupanya Lina jalan mensejajari langkahku.
“Ye.. sotoy banget sih mbak. Udah ah turun yuk!” ajakku.
***
Hari ini menjadi hari yang lumayan berat bagiku. Bukan hanya karena pelajaran hari ini yang susah-susah tapi juga bawaannya yang berkilo-kilo. Ah lebay. Sore nanti ada TC alias training center Karate. Maklumlah mendekati masa ujian kenaikan sabuk jadi wajib mengikutinya. Agar benar-benar menguasai materi ujian, begitu kata Senpaiku. Aku ikut ekskul karate semenjak masuk disekolah ini, kelas X tepatnya. Sampai sekarang aku masih heran, kenapa aku bisa memilih ekskul ini padahal faktanya aku payah sekali di bidang olahraga. Dasar nekat.
Buat orang awam karate dianggap olahraga yang berbahaya. “Nggak ah takut badan bonyok semua, dipukuli. Serem.” Aku mengulum senyuman mendengar pendapat mereka tentang ekskul satu itu. Dalam hati aku bilang jangan lihat dari segi negatifnya aja tapi lihat juga dong segi positifnya. Segi positifnya karate, menurutku adalah aku yang seorang perempuan jadi nggak was was diganggu orang jahat kalau lagi jalan sendirian. Itu berlaku kalau lawannya 1 loh ya? Kalau lawannya dua atau lebih ya nggak tau lagi deh. Satu lagi, sambil menyelam minum air. Maksudnya, selain berlatih serius apa salahnya kalau kita menjalin hubungan baik dengan sesama karateka. Selain menambah jumlah teman, jumlah gebetan juga bisa nambah loh, ups! Kaya aku gini nih, yang diam-diam naksir sama seseorang. Akibat dari perasaan yang terpendam ini, muncullah satu dua tiga jerawat di mukaku yang dulu mulus ini. Arrrgggh!
Jam di tangan menunjukkan pukul 2 siang. Bel masuk tanda dimulainya kegiatan belajar di siang hari berbunyi. Siswa-siswa SMA Fatahillah berhamburan menuju kelompok kelas jam siang masing-masing. Ada yang masuk ke kelompok Tartil yang kelasnya ada di lantai atas. Yang termasuk kedalam kelompok Bahasa Inggris segera memasuki ruangan kelas yang ada di lantai bawah. Sementara siswa yang mengikuti bimbingan OSN segera memasuki ruang Lab sesuai mata pelajarannya OSNnya. Tak terkecuali aku. Aku, Sita, Ari, dan Rahman berjalan menuju Lab Fisika. Beberapa menit menunggu, pembimbing OSN tak kunjung datang. Terdengar pengumuman dari sentral.
“Assalamu’alailum Warahmatullahi Wa Barakatuh. Pengumuman kepada siswa-siswi SMA Fatahillah yang mengikuti OSN Fisika, dikarenakan guru pembimbing berhalangan hadir maka OSN Fisika ditiadakan. Terima kasih.”
Ealah gak onok maneh OSN e,” ujar mas Rey, kakak kelas yang juga ikut OSN Fisika.
“Yaudah Ca, gabung ke OSN Astronomi yuk!” kali ini Sita yang mengambil inisiatif.
Aku pikir ada baiknya aku gabung ke Astronomi. Biar waktu dua jam menunggu TC nggak terbuang sia-sia.
“Okedeh Sit. Terus kalian berdua gimana?” tanyaku pada Ari dan Rahman.
“Ya pulaaaaang dong,” jawab mereka serempak.
“Dasar mulehan,” sahut Sita.
Aku dan Sita berjalan menyusuri koridor sekolah dan menuju ke kelas OSN Astronomi. Dan...
“Assalamu’alaikum,” sapaku dan Sita ketika masuk ke kelas.
“Maaf Bu, kita boleh gabung disini? OSN Fisika lagi libur soalnya bu?” tanya Sita pada Bu Olin yang menjadi pengajar OSN Astronomi.
Disaat yang bersamaan jantungku berdegup kencang. Olala, there is my boy that I love. Unbeliaveble, i meet him here. Dialah orang yang menyebabkan jerawat dimukaku bertambah banyak. Laki-laki itupun sama kagetnya denganku. Aku nggak nyangka selain jago di bidang karate dia ternyata juga great di bidang akademik. Dengan jantung yang berdebar-debar aku duduk berseberangan dengannya. Karena memang itu kursi yang tersisa. Sementara Sita duduk disampingku. Tiba-tiba pas lagi jalan kakiku di jegal oleh si dia. Oh Astagfirullah, aslinya mau marah eh ternyata bibir manyunku berubah menjadi sebuah senyuman waktu dia bilang,
“Ntar latihan karate loh ya?” saking terpesonanya lidahku sampai kelu. Lagi-lagi bukan kata yang keluar tapi malah sebuah senyuman. Grogi sih mau jawab apa. Awal awal pelajaran aku masih gugup satu kelas dengannya, tapi segera aku menata hati dan memfokuskan diri pada pelajaran. Tak bisa dipungkiri diam-diam aku memperhatikan penampilannya. Tas ransel biru laut di belakang punggungnya sangat kontras dengan tubuhnya yang putih bersih dan  kutilang. Aku menyukainya bukan karena fisiknya saja yang oke punya. Karisma. Ya dia punya karisma yang membuat dia disegani oleh teman-temannya bahkan guru. Senyumnya begitu menawan. Diam-diam dalam hati aku menyanyikan reff lagu Mahadewi. Sumpah I love you I need you I miss you..aku tak bisa musnahkan kamu dari otakku.
***
Hari demi hari berlalu.