Posted on 00.32

Guruku Terbang

Guruku Ke USA


Kabar gembira itu datang tanpa diduga sekalipun, “And the first winner and will be going to USA is.....Mey,” begitu nama Mey disebut sebagai juara pertama terdengar teriakan teman-teman sekolahku, “Yey bu Meylinda menang!!”. Sang pemilik nama pun kaget dan sama sekali tak menyangka bahwa, Ialah sang pemenang. Hal pertama yang Ia lakukan adalah sujud syukur, berterima kasih pada Tuhan atas keberuntungan yang ia peroleh. Dengan pedenya Ia maju kedepan panggung sebentar saja lalu kembali ke sisi panggung untuk menyalami teman-teman sesama peserta lomba. Terlihat jelas sekali kebahagian dari raut wajahnya. Atas kemenangannya itu ia berhak atas hadiah homestay ke Amerika. Tak hanya itu dia juga telah menyumbang medali emas untuk sekolah dalam acara konveksi anak muda terbesar di Indonesia.
*
“Ibu itu nggak nyangka loh dek bisa menang,” kata Bu Meylinda ketika salah seorang muridnya bertanya soal kemenangan yang ia raih. Dek, Adalah panggilan akrab Meylinda pada semua murid-muridnya. Meylinda tak ingin anak didik di sekolahnya merasa ada kesenjangan yang mencolok antara guru dengan murid. Inilah salah satu caranya agar cepat akrab dengan muridnya, sehingga apabila ada suatu masalah yang dihadapi muridnya, ia bisa segera masuk dan mendengar curahan hati anak didiknya. Anak didiknya pun sebaliknya, menganggap Meylinda tak hanya sebagai guru, tetapi juga sebagai kakak perempuan.
“Bu Mey, ceritain dong jalan cerita menuju USA nya?” tanya seorang murid lagi.
“Hhm boleh boleh, tapi setelah itu kita latihan soal buat ujian ya?” jawabnya ramah.
Murid-murid menjawab serempak, “Okedeh..” cerita pun dimulai.
“Begini nak, beberapa hari yang lalu..” Bu Meylinda mulai menceritakan kisahnya. Ia memejamkan mata dan mencoba flashback ke 3 hari yang lalu, saat Ia dinyatakan sebagai pemenang utama.
“Pak Oman kasih pengumuman, katanya ada lomba khusus guru gitu dan syarat-syaratnya di skip ya adek-adek?” tanpa menunggu jawaban dari murid-muridnya.
“Kalo ibu beberin panjang nantinya. Ibu galau mau ikutan nggak, kalaupun iya waktu yang ada mepet sekali dek. Siang dikasih tau, malamnya udah deadline pengumpulan terakhir. Kalau Bu Mey nggak ambil, sayang rasanya dek.” Kini Bu Mey membuka matanya.
Murid-murid SMA 987 terlihat menyimak dengan penuh semangat setiap kata demi kata yang dirangkai menjadi sebuah cerita pengalaman oleh guru mereka, Bu Mey.
“Bu Mey pasrahkan hasilnya sama yang diatas. Keesokan harinya pas di sekolah, kok banyak yang ngasih ucapan selamat ke Ibu. Setelah ibu nanyain ke salah seorang temenmu, dia jawab nama ibu ada di koran. Ibu masuk sepuluh besar, sekali lagi selamat ya bu.” 



Foto Para Pemenang Deteksi Teacher Competition 2k12



Yang ditengah itu guruku, Ibu Medina Andini (Mey)
Read More

Guruku Terbang

Guruku Ke USA


Kabar gembira itu datang tanpa diduga sekalipun, “And the first winner and will be going to USA is.....Mey,” begitu nama Mey disebut sebagai juara pertama terdengar teriakan teman-teman sekolahku, “Yey bu Meylinda menang!!”. Sang pemilik nama pun kaget dan sama sekali tak menyangka bahwa, Ialah sang pemenang. Hal pertama yang Ia lakukan adalah sujud syukur, berterima kasih pada Tuhan atas keberuntungan yang ia peroleh. Dengan pedenya Ia maju kedepan panggung sebentar saja lalu kembali ke sisi panggung untuk menyalami teman-teman sesama peserta lomba. Terlihat jelas sekali kebahagian dari raut wajahnya. Atas kemenangannya itu ia berhak atas hadiah homestay ke Amerika. Tak hanya itu dia juga telah menyumbang medali emas untuk sekolah dalam acara konveksi anak muda terbesar di Indonesia.
*
“Ibu itu nggak nyangka loh dek bisa menang,” kata Bu Meylinda ketika salah seorang muridnya bertanya soal kemenangan yang ia raih. Dek, Adalah panggilan akrab Meylinda pada semua murid-muridnya. Meylinda tak ingin anak didik di sekolahnya merasa ada kesenjangan yang mencolok antara guru dengan murid. Inilah salah satu caranya agar cepat akrab dengan muridnya, sehingga apabila ada suatu masalah yang dihadapi muridnya, ia bisa segera masuk dan mendengar curahan hati anak didiknya. Anak didiknya pun sebaliknya, menganggap Meylinda tak hanya sebagai guru, tetapi juga sebagai kakak perempuan.
“Bu Mey, ceritain dong jalan cerita menuju USA nya?” tanya seorang murid lagi.
“Hhm boleh boleh, tapi setelah itu kita latihan soal buat ujian ya?” jawabnya ramah.
Murid-murid menjawab serempak, “Okedeh..” cerita pun dimulai.
“Begini nak, beberapa hari yang lalu..” Bu Meylinda mulai menceritakan kisahnya. Ia memejamkan mata dan mencoba flashback ke 3 hari yang lalu, saat Ia dinyatakan sebagai pemenang utama.
“Pak Oman kasih pengumuman, katanya ada lomba khusus guru gitu dan syarat-syaratnya di skip ya adek-adek?” tanpa menunggu jawaban dari murid-muridnya.
“Kalo ibu beberin panjang nantinya. Ibu galau mau ikutan nggak, kalaupun iya waktu yang ada mepet sekali dek. Siang dikasih tau, malamnya udah deadline pengumpulan terakhir. Kalau Bu Mey nggak ambil, sayang rasanya dek.” Kini Bu Mey membuka matanya.
Murid-murid SMA 987 terlihat menyimak dengan penuh semangat setiap kata demi kata yang dirangkai menjadi sebuah cerita pengalaman oleh guru mereka, Bu Mey.
“Bu Mey pasrahkan hasilnya sama yang diatas. Keesokan harinya pas di sekolah, kok banyak yang ngasih ucapan selamat ke Ibu. Setelah ibu nanyain ke salah seorang temenmu, dia jawab nama ibu ada di koran. Ibu masuk sepuluh besar, sekali lagi selamat ya bu.” 



Foto Para Pemenang Deteksi Teacher Competition 2k12



Yang ditengah itu guruku, Ibu Medina Andini (Mey)