Posted on 00.09

Kasih Ayah di Hari Valentine


Kasih Ayah di Hari Valentine



Sudah hampir 5 tahun aku tak bertemu ayah. Itu artinya, sudah hampir 5 tahun pula aku melewati hari ulang tahunku tanpa sosok laki-laki yang kusebut sebagai ayah.  Meski begitu aku masih ingat dengan jelas seperti apa sosok ayah. Aku ingat dulu ayah berpamitan kepadaku dan kepada ibu seperti ini,
“Ayah akan berangkat merantau untuk waktu yang cukup lama, ayah akan pulang dengan membawa banyak uang, untuk ibu dan kamu nak,” pamit ayah.
Waktu itu umurku baru 12 tahun, umur yang belum cukup untuk memahami arti seorang ayah. Aku hanya mengangguk dan bahkan sempat tersenyum mendengar ayah akan pulang dengan banyak uang. Artinya, aku bisa beli boneka barbie seperti punya temen-temen komplek. Ayah pergi dan belum kembali lagi hingga kini. Ah, ayah aku merindukanmu. Lusa adalah hari Valentine, yang kata banyak orang merupakan hari kasih sayang. Akankah kasih sayangmu datang pada kami?

***

“Ki..kiki..” sayup-sayup aku mendengar ibu memanggil namaku dari teras depan.
“Iya bu. Ada apa?”
“Ini kamu dapat kiriman barang, barusan pak pos yang ngantar.”
“Wah, dari siapa ya ini, bu?” tanyaku pada ibu.
Aku buka bingkisan itu. Isinya tas sekolah yang luar biasa keren. Belum pernah aku memilikinya, warna merah hati. Di dalamnya aku menemukan sebatang cokelat berbentuk hati dan amplop cokelat yang isinya sejumlah uang dan secarik kertas.

Kuala Lumpur, 13 Februari 2012

Anak dan istri ayah tersayang,
Apa kabar ananda, bunda? Semoga senantiasa dalam lindunganNYA. Bersama ini ayah persembahkan sebuah puisi singkat.

Ayah tak berada jauh
Ayah disini
Ayah senantiasa berdoa
Sibuknya ayah tak berati lupa keluarga
Ayah ingat selalu
Ayah rindu kalian setiap waktu
Cinta tulus ayah hanya padamu
Bunda, Ananda.


Semoga puisi diatas menjawab rasa penasaran kalian tentang mengapa ayah tak pernah mengirim kabar sekaligus bisa menghapus dosa ayah yang tak pernah menafkahi kalian lagi sejak 5 tahun yang lalu. Oh ya, kehidupan ayah disini sudah lumayan membaik karena itu ayah sisipkan sebagian upah ayah di amplop itu untuk ibu. Jumlahnya tak seberapa tapi semoga bermanfaat. Dan untuk cokelat berbentuk hati itu khusus untuk ibu, mengingat tanggal 14 Februari nanti ibu akan berulang tahun yang ke 40, selamat ulang tahun istriku tersayang, semoga selalu menjadi istri yang sholehah. Amin. Dan untukmu, ananda Kiki, maaf ayah hanya bisa memberikan hadiah tas itu, semoga bermanfaat. Ayah pikir sekian surat pertama dari ayah, lain waktu kita sambung lagi.


Ayah,
Maman Sugiharta




Aku lipat kembali surat itu dan memeluk ibu erat. Ayah masih ingat kami, ayah ingat kalau hari ini, hari Valentine adalah bertepatan dengan ulang tahun ibu. Betapa cinta dan hati ayah masih ada untuk kami. Valentine yang indah bagiku, juga bagi Ibu.
Read More

Kasih Ayah di Hari Valentine


Kasih Ayah di Hari Valentine



Sudah hampir 5 tahun aku tak bertemu ayah. Itu artinya, sudah hampir 5 tahun pula aku melewati hari ulang tahunku tanpa sosok laki-laki yang kusebut sebagai ayah.  Meski begitu aku masih ingat dengan jelas seperti apa sosok ayah. Aku ingat dulu ayah berpamitan kepadaku dan kepada ibu seperti ini,
“Ayah akan berangkat merantau untuk waktu yang cukup lama, ayah akan pulang dengan membawa banyak uang, untuk ibu dan kamu nak,” pamit ayah.
Waktu itu umurku baru 12 tahun, umur yang belum cukup untuk memahami arti seorang ayah. Aku hanya mengangguk dan bahkan sempat tersenyum mendengar ayah akan pulang dengan banyak uang. Artinya, aku bisa beli boneka barbie seperti punya temen-temen komplek. Ayah pergi dan belum kembali lagi hingga kini. Ah, ayah aku merindukanmu. Lusa adalah hari Valentine, yang kata banyak orang merupakan hari kasih sayang. Akankah kasih sayangmu datang pada kami?

***

“Ki..kiki..” sayup-sayup aku mendengar ibu memanggil namaku dari teras depan.
“Iya bu. Ada apa?”
“Ini kamu dapat kiriman barang, barusan pak pos yang ngantar.”
“Wah, dari siapa ya ini, bu?” tanyaku pada ibu.
Aku buka bingkisan itu. Isinya tas sekolah yang luar biasa keren. Belum pernah aku memilikinya, warna merah hati. Di dalamnya aku menemukan sebatang cokelat berbentuk hati dan amplop cokelat yang isinya sejumlah uang dan secarik kertas.

Kuala Lumpur, 13 Februari 2012

Anak dan istri ayah tersayang,
Apa kabar ananda, bunda? Semoga senantiasa dalam lindunganNYA. Bersama ini ayah persembahkan sebuah puisi singkat.

Ayah tak berada jauh
Ayah disini
Ayah senantiasa berdoa
Sibuknya ayah tak berati lupa keluarga
Ayah ingat selalu
Ayah rindu kalian setiap waktu
Cinta tulus ayah hanya padamu
Bunda, Ananda.


Semoga puisi diatas menjawab rasa penasaran kalian tentang mengapa ayah tak pernah mengirim kabar sekaligus bisa menghapus dosa ayah yang tak pernah menafkahi kalian lagi sejak 5 tahun yang lalu. Oh ya, kehidupan ayah disini sudah lumayan membaik karena itu ayah sisipkan sebagian upah ayah di amplop itu untuk ibu. Jumlahnya tak seberapa tapi semoga bermanfaat. Dan untuk cokelat berbentuk hati itu khusus untuk ibu, mengingat tanggal 14 Februari nanti ibu akan berulang tahun yang ke 40, selamat ulang tahun istriku tersayang, semoga selalu menjadi istri yang sholehah. Amin. Dan untukmu, ananda Kiki, maaf ayah hanya bisa memberikan hadiah tas itu, semoga bermanfaat. Ayah pikir sekian surat pertama dari ayah, lain waktu kita sambung lagi.


Ayah,
Maman Sugiharta




Aku lipat kembali surat itu dan memeluk ibu erat. Ayah masih ingat kami, ayah ingat kalau hari ini, hari Valentine adalah bertepatan dengan ulang tahun ibu. Betapa cinta dan hati ayah masih ada untuk kami. Valentine yang indah bagiku, juga bagi Ibu.